DownloadFree Sikap Nasionalisme Warga Negara Terhadap Negara Dapat Dilihat Dalam The Uncover webpage is a great way to locate the finest selling audio at Bandcamp, plus new arrivals and music advisable by artists.
Pentingsebagai warga negara Indonesia memiliki kesadaran akan patriostisme. Tidak hanya diucapkan sebatas lisan saja, tetapi juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sedikit ulasan mengenai sikap patriotisme. Untuk lebih jelasnya, bisa membaca contoh sikap patriotisme yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikutini contoh sikap bela negara. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa : Sila Ketuhanan Yang Maha Esa pada Pancasila meyakini adanya Tuhan. Melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya merupakan suatu perwujudan dari warga negara yang baik. Meningkatkan budaya gotong-royong : Secara harfiah, gotong-royong merupakan mengerjakan
dapatdilihat dasar rasionalnya dimulai dari tujuan negara Indonesia yang termuat di dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai konsekuensi dari adanya tujuan negara tersebut, maka negara berkewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam suatu system pendidikan nasional untuk warga negaranya.
Sikapseperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Tantangandan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di zaman sekarang ini setidaknya harus dapat dihadapi dengan pemahaman mengenai wawasan nusantara yang memadai sehingga rasa nasionalisme dapat terwujud dengan baik. Pemahaman mengenai wawasan nusantara menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membangun rasa dan sikap nasionalisme warga negara Indonesia sebagai dasar untuk
Sikapnasionalisme diterapkan untuk mencapai beberapa tujuan sebagai berikut. 1. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa, negara, dan tanah air. 2. Membangun hubungan yang harmonis dan rukun antara masyarakat dan individu lainnya. 3. Membangun dan mempererat sebuah tali persaudaraan antara sesama warga masyarakat di sebuah negara.
Karaktermerupakan hal mendasar yang akan sangat berpengaruh besar terhadap watak dan tindakan serta perilaku seseorang atau individu. Namun, sejatinya yang perlu diketahui bahwa setiap orang yang lahir di dunia ini berpotensi untuk membawa dua karakter yaitu karakter baik dan buruk.Spohrer & Bailey (2018:1-16) menegaskan bahwa karakter dapat dipahami sebagai suatu keterampilan dan watak yang
PentingnyaUsaha dalam Mengatasi Ancaman/Pembelaan Negara,- UUD 1945 tidak dijelaskan pengertian usaha pembelaan negara. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dalam UU RI nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Istilah yang digunakan dalam undang-undang tersebut bukan "usaha pembelaan negara" tetapi melakukan istilah lain yang mempunyai makna sama, yaitu "upaya bela negara".
Untukmengetahui kesetiaan warga negara terhadap NKRI dapat dilihat pada ciri-ciri nasionalisme dan patriotisme. 1) Ciri-ciri sikap nasionalisme Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka pengukuran sikap nasionalisme yang ada pada individu warga negera dapat didasarkan pada pendapat Benny Kurniawan. 2) Sikap patriotisme
lainsebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Nasionalisme dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Relauntuk membela negara terhadap serangan dari negara lainnya. Menerima serta menghargai adanta perbedaan pada antarsuku bangsa, seperti berjumpa dengan teman yang berasal dari suku lainnya. Mengikuti aktivitas PON, MTQ, misi kesenian, Jambore nasional, serta pertukatan pelajar. Pada zaman sekarang ini sudah terdapat yang namanya penjajah.
Dalamkonteks ini, kebangsaan atau nasionalisme adalah suatu rasa menjadi sebuah bangsa sebagaimana dikonsepsikan oleh Bung Karno, yaitu " entitas politik yang terdiri atas warga negara, yang walaupun berbeda latar belakang ras, etnik, agama, budaya, golongan satu sama lain, namun punya kehendak yang kuat untuk bersatu dibawah payung negara nasional dan di dalam wilayah yang jelas batas
Dengancara ini, setiap warga negara dapat merasakan kesetiaan yang dalam, terutama kepada negara dan bangsanya sendiri. Kesetiaan tersebut dapat ditunjukkan dengan sikap atau perilaku masyarakat terhadap negara. Dengan kata lain, setiap warga negara harus memiliki dan menyampaikan rasa dan jiwa nasionalisme pada bangsanya.
Sepertikesadaran yang dilakukan Nixon dan para pejabat di Jepang atau melalui proses hukum yang konstitusional. Etika bernegara adalah nilai dan prinsip utama yang mengikat seluruh warga negara. Sudah sepatutnya kita jaga dan amalkan bersama, karena dengan itu terjaga kewibawaan negara. Dirgahayu 77 Tahun Indonesia Merdeka, Wujudkan Bersama
Y1DPncj. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme adalah paham ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri atau sifat kenasionalan. Sikap nasionalisme biasa disebut sebagai sikap cinta tanah air. Sikap ini harus dimiliki oleh setiap warga negara. Sikap ini juga harus ditumbuhkan dalam diri tiap individu sejak dini. Sikap ini dinilai penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan suatu bangsa dan negara. Lalu, bagaimana cara mewujudkan sikap nasionalisme dengan keadaan di negara Indonesia saat ini?Berdasarkan hasil survei KIC Katadata Insight Center pada 13-17 Oktober 2020, 87,2% responden menyatakan lebih suka membeli merek dalam negeri, sisanya lebih suka produk merek luar negeri. Sekitar 88,8% responden juga menyatakan saat ini mereka lebih dominan menggunakan dan mengkonsumsi produk merek dalam negeri. Hasil survei ini menggambarkan suatu perwujudan dari sikap nasionalisme yaitu mencintai produk dalam negeri. Dengan mencintai produk dalam negeri dan mau menggunakannya, maka akan tumbuh rasa bangga terhadap bangsa dan negara sendiri. Hal ini baik untuk terus ditingkatkan dan dipertahankan. Selain mencintai produk dalam negeri, salah satu perwujudan dari sikap nasionalisme yaitu dengan cara menjaga dan melestarikan budaya. Laporan Digital 2021 yang berasal dari We Are Social dan Hootsuite, menunjukkan bahwa ada 202,6 juta pengguna internet di Indonesia. Jumlah pengguna internet meningkat dengan 27 juta antara 2020 dan 2021. Meningkatnya penggunaan media sosial ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk mempromosikan budaya Indonesia. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan karya berupa tulisan, foto, maupun video yang membahas tentang budaya dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Semakin banyak karya yang dibuat dan diunggah ke media sosial akan membuat Indonesia semakin dikenal oleh merupakan salah satu bentuk identitas bangsa dan negara. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar bukan hanya sebagai bentuk persatuan dan kesatuan, melainkan juga mencerminkan suatu sikap nasionalisme. Bahasa Indonesia termasuk dalam daftar bahasa yang paling banyak digunakan di dunia berdasarkan penuturnya. Selain itu, Indonesia juga memiliki 718 bahasa daerah. Ini merupakan suatu kebanggaan yang harus dijaga. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam penggunaan bahasa yaitu dengan menerapkan slogan dari Badan Bahasa yang berbunyi "Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing". Pasal 27 ayat 3 Undang - Undang Dasar 1945 berbunyi, "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara". Membela negara dan menjaga keutuhan suatu bangsa dan negara merupakan bentuk dari rasa cinta terhadap tanah air. Ini membuktikan bahwa membela negara juga termasuk dalam perwujudan sikap nasionalisme. Bela negara dapat dilakukan oleh setiap warga negara sesuai dengan profesinya masing-masing. Hal lain yang lebih sederhana yang dapat dilakukan untuk membela negara adalah dengan selalu menjaga nama baik bangsa dan produk dalam negeri, menjaga kelestarian budaya, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta berpartisipasi dalam membela negara merupakan beberapa cara untuk mewujudkan sikap nasionalisme. Namun, perlu diketahui bahwa masih banyak cara lain untuk mewujudkan sikap nasionalisme ini. Sikap nasionalisme ini penting untuk membuat warga negara dapat lebih menghargai apa yang dimiliki oleh bangsa dan negaranya. Dengan mewujudkan sikap nasionalisme, maka diharapkan warga negara dapat lebih fokus terhadap potensi yang dimiliki oleh bangsa dan negaranya sendiri serta dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi tersebut menjadi lebih baik lagi di masa depan. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Semangat kebangsaan perlu ditanamkan dalam jiwaDalam membela negara, semangat dalam berbangsa sangat diperlukan, semangat itu disebut dengan nama adanya sikap bersemangat tersebut, diharapkan dapat membuat Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan selalu mengalami perkembangan yang lebih baik setiap tersebut dapat mulai diajarkan sejak dini, sehingga saat dewasa nanti dapat diterapkan dengan Juga 6 Fakta Menarik Bendera Merah Putih yang Bisa Moms Ajarkan pada Si KecilPengertian NasionalismeFoto Pengertian Nasionalisme Foto sikap hormat kebangsaan disebut juga sebagai kebangsaan adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara dari Pusdiklat Badan Pusat Stastistik, terdapat dua jenis pengertian semangat kebangsaan, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti dalam arti sempit disebut juga chauvinisme, yakni semangat kebangsaan yang negatif karena mengandung makna perasaan cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, namun memandang rendah bangsa yang kedua adalah nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti kebangsaan dalam arti luas ini ini merupakan sikap atau perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa JugaTugu Proklamasi Sejarah Proses Pembangunan dan Monumen yang Ada di DalamnyaMakna NasionalismeFoto Makna Nasionalisme Foto pria memegang bendera merah putih etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata nationalism dan nation dalam bahasa Inggris, yang dalam studi semantik kata nation tersebut berasal dari bahasa Latin natio yang berakar pada kata nascor yang bermakna "saya lahir".Dalam perkembangannya, kata nation merujuk pada bangsa atau kelompok manusia yang menjadi penduduk resmi suatu Kohn, seorang filsuf dan sejarawan Amerika memberikan terminologi yang sampai saat ini masih tetap digunakan secara relevan, yakni “nationalism is a state of mind in which the supreme loyalty of individual is felt to be due the nation state.”Yang berarti, semangat kebangsaan merupakan suatu faham yang memandang bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara Juga Biografi Soekarno, dari Masa Kecil, hingga Perjalanan Politiknya dalam Memerdekakan IndonesiaBentuk NasionalismeFoto Bentuk Nasionalisme Foto seorang perempuan kebangsaan dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian dari paham negara atau gerakan yang berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan dan bentuk dari semangat kebangsaan, meliputi1. Nasionalisme KewarganegaraanIni adalah semangat kebangsaan di mana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif Nasionalisme EtnisIni adalah sejenis semangat kebangsaan di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah Juga Arti Bela Negara, Tujuan, Nilai Dasar, serta Contoh Sikap dalam Kehidupan Sehari-hari3. Nasionalisme RomantikIni adalah lanjutan dari semangat kebangsaan etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik secara organik hasil dari bangsa atau ras, menurut semangat Nasionalisme BudayaNasionalisme budaya adalah sejenis semangat kebangsaan di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya dari sifat keturunan seperti warna kulit, ras dan Nasionalisme KenegaraanIni merupakan variasi semangat kebangsaan kewarganegaraan, yang digabungkan dengan nasionalisme Nasionalisme AgamaNasionalisme agama merupakan bentuk di mana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan Juga Pengertian Cinta Tanah Air, Contoh Sikap, dan Cara Menanamkannya pada Anak Sejak DiniTujuan NasionalismeFoto Tujuan Nasionalisme Foto perempuan tersenyum Orami Photo StockPada dasarnya, rasa semangat kebangsaan memiliki tujuan untukMenjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban atau bela ekstremisme tuntutan yang berlebihan dari warga mempererat tali persaudaraan antar rasa cinta tanah Juga 15 Inspirasi Puisi Kemerdekaan Indonesia yang Membakar Semangat PerjuanganPrinsip NasionalismeFoto Prinsip Nasionalisme Foto pria memegang bendera memandang lembah kebangsaan dalam negara, dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme, yakni1. KesatuanIni merupakan kesatuan dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem pertahanan keamanan, dan aturan KebebasanIni memberi kita kebebasan dalam beragama, berbicara, berpendapat secara lisan dan tertulis, serta berkelompok dan KesamaanPrinsip ini memnjelaskan setiap anggota bangsa memiliki kesamaan dalam kedudukan hukum, hak dan KepribadianPrinsip identitas, yaitu memiliki harga diri self esteem, rasa bangga dan rasa sayang terhadap kepribadian dan identitas bangsanya yang tumbuh sesuai dengan sejarah dan PrestasiPrestasi, yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan, serta kebesaran dan kemanusiaan dari bangsanyaContoh NasionalismeFoto Contoh Nasionalisme Foto wanita berbelanja banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk memberi contoh dari sikap semangat kebangsaan yang bisa dilakukan setiap hari, yakniMerasa bangga menjadi warga negara tanah air dengan segenap hati tanpa menjelekkan negara produk buatan upacara toleransi dalam menjalani kehidupan antar budaya-budaya Indonesia yang persatuan bangsa dengan tidak melakukan hal-hal nama baik bangsa atau mengharumkannya dalam berbagai ajang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur dalam membela kemerdekaan pendidikan yang mumpuni pada anak bangsa, khususnya pendidikan moral agar menjadi pribadi dewasa yang tidak mudah terpengaruh hal tertib menaati setiap aturan yang ada dan mencerminkannya dalam kehidupan definisi, tujuan, serta contoh sikap semangat kebangsaan yang sepatutnya setiap warga negara Indonesia miliki dalam kehidupan berbangsa. Yuk, jadi pribadi yang punya jiwa nasionalisme kuat!Nah, menyambut hari kemerdekaan tahun 2022 ini, Orami memberikan promo kemerdekaan dengan diskon menarik. Yuk cek potongan harganya Moms. Sumber Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.
Nationalism is an ideology expressed by people who fervently believe that their nation is superior to all others. These feelings of superiority are often based on shared ethnicity, language, religion, culture, or social values. From a purely political standpoint, nationalism aims to defend the country’s popular sovereignty—the right to govern itself—and to protect it from the political, social, and cultural pressures posed by the modern global economy. In this sense, nationalism is seen as the antithesis of globalism. Key Takeaways Nationalism Politically, nationalists strive to protect the nation's sovereignty, the right to govern feelings of superiority are usually based on shared ethnicity, language, religion, culture, or social nationalists believe that their country has the right to dominate other nations through military aggression if ideologies of nationalism are contrary to those of globalism and the modern globalization movement. Economic nationalism strives to protect a nation’s economy from foreign competition, often through the practice of to its extremes, nationalism can lead to authoritarianism and the exclusion from the society of certain ethnic or racial groups. Today, nationalism is generally recognized as a shared sentiment that because of the extent to which it influences public and private life, serves as one of the greatest, if not the greatest, determining factors of modern history. History of Nationalism Despite the common feeling that people who believe their country is the “best” have always existed, nationalism is a relatively modern movement. While people have always felt an attachment to their native land and the traditions of their parents, nationalism did not become a widely recognized sentiment until the end of the 18th century. The 18th century American and French revolutions are often considered to have been the first impactful expressions of nationalism. During the 19th century, nationalism penetrated the new countries of Latin America and spread throughout central, eastern, and southeastern Europe. During the first half of the 20th century, nationalism arose in Asia and Africa. Pre-20th Century Nationalism The first true expressions of nationalism occurred in England during the Puritan Revolution of the middle 1600s. By the end of the 17th-century, England had assumed a reputation as the world leader in science, commerce, and the development of political and social theory. After the English Civil War of 1642, the Puritan work ethic of Calvinism merged with the optimistic ethics of humanism. Influenced by the Bible, an expression of English nationalism emerged in which the people equated their perceived mission to that of the people of ancient Israel. Swollen with pride and confidence, the English people began to feel that it was their mission to usher in a new age of reformation and individual liberty throughout the world. In his classic 1667 work “Paradise Lost,” English poet and intellectual John Milton described the English peoples’ efforts to spread what had by then become "England’s vision of liberty as being “celebrated for endless ages as a soil most genial to the growth of liberty,” to all the corners of the earth. The nationalism of 18th century England, as expressed in the “social contract” political philosophy of John Locke and Jean Jacques Rousseau would influence American and French nationalism during the rest of the century. Influenced by ideas of liberty put forth by Locke, Rousseau, and other contemporary French philosophers, American nationalism arose among the settlers of the North American British colonies. Stirred to action by current political thoughts expressed by Thomas Jefferson and Thomas Paine, the American colonists began their struggle for liberty and individual rights during the late 1700s. Similar to the aspirations of 17th century English nationalism, 18th-century American nationalism envisioned the new nation as humanity’s guiding light to liberty, equality, and happiness for all. Culminating with the American Revolution in 1775 and the Declaration of Independence in 1776, the influence of the new American nationalism was clearly reflected in the French Revolution of 1789. In America as well as in France, nationalism came to represent a universal adherence to the progressive idea of a future of freedom and equality rather than the authoritarianism and inequality of the past. The new belief in the promise of “Life, liberty and the pursuit of happiness” and “Liberty, equality, fraternity” following the American and French revolutions inspired new rituals and symbols, such as flags and parades, patriotic music, and national holidays, that remain the common expression of nationalism today. 20th Century Movements Beginning in 1914 with the onset of World War I, and ending in 1991 with the dissolution of Communism in Central-Eastern Europe, the 20th century saw the emergence of new forms of nationalism shaped largely by World War I and World War II. After World War I, Adolf Hitler based a new brand of fanatical nationalism in Germany on racial purity, authoritarian rule, and the mythical glories of Germany’s pre-Christian past. After the Second World War, most new forms of nationalism were driven by independence movements in the wake of decolonization. As they struggled to free themselves from their European colonizers, people created national identities to distinguish themselves from their oppressors. Whether based on race, religion, culture, or the political entanglements of the Cold War in Europe, all of these new nationalistic identities were in some way connected with the drive for independence. Adolf Hitler is welcomed by supporters at Nuremberg. Hulton Archive / Getty Images World War I proved to be a triumph of nationalism in central and Eastern Europe. New nation-states of Austria, Hungary, Czechoslovakia, Poland, Yugoslavia, and Romania were built from the remains of the Habsburg, Romanov, and Hohenzollern Russian empires. Budding nationalism in Asia and Africa produced charismatic revolutionary leaders like Kemal Atatürk in Turkey, Mahatma Gandhi in India, and Sun Yat-sen in China. After World War II, the establishment of multinational economic, military, and political organizations such as the United Nations UN in 1945 and NATO in 1949 led to a general reduction of the spirit of nationalism across Europe. However, the policies pursued by France under Charles de Gaulle and the bitter Communism versus democracy division of East and West Germany until 1990 proved the appeal of nationalism remained very much alive. Nationalism Today A man wearing a Donald Trump themed tie joins supporters before President Donald Trump holds a rallyin Lititz, Pennsylvania. Mark Makela/Getty Images It has been argued that at no time since Words War I has the power of nationalism been as evident as it is today. Especially since 2016, there has been a significant increase in nationalist sentiment across the world. For example, it was a nationalism-driven desire to regain lost national autonomy that led to Brexit, the controversial withdrawal of Great Britain from the European Union. In the United States, presidential candidate Donald Trump rode nationalistic appeals to “Make America Great Again” and “America First” to the White House. In Germany, the nationalist-populist political party Alternative for Germany AfD, known for its opposition to the European Union and immigration, has become a major opposition force. In Spain, the self-proclaimed conservative right-wing Vox party won seats in the Spanish parliament for the first time in the April 2019 general election. Nationalism forms the basis for Chinese President Xi Jinping’s efforts to make China a world economic leader. Similarly, nationalism is a common theme among right-wing politicians in France, Austria, Italy, Hungary, Poland, the Philippines, and Turkey. Economic Nationalism Most recently characterized by the reaction to the global financial crash of 2011, economic nationalism is defined as a set of policies and practices designed to create, grow, and most of all, protect national economies in the context of world markets. For example, a 2006 proposal to sell port management businesses in six major seaports to Dubai Ports World based in the United Arab Emirates was blocked by political opposition motivated by economic nationalism. Economic nationalists oppose, or at least critically question the advisability of globalization in favor of the perceived safety and stability of protectionism. To economic nationalists, most of not all revenue from foreign trade should be used for what they consider to be essential national interests such as national security and building military power, rather than for social welfare programs. In many ways, economic nationalism is a variant of mercantilism—the zero-sum theory that trade generates wealth and is stimulated by the accumulation of profitable balances, which the government should encourage through protectionism. Based on an often unfounded belief that it steals jobs from domestic workers, economic nationalists oppose immigration. For example, President Trump’s Mexican border security wall followed his nationalistic immigration policies. In convincing Congress to allocate funds to pay for the controversial wall, the President claimed the loss of American jobs to undocumented immigrants. Issues and Concerns Today, developed nations are typically made up of multiple ethnic, racial, cultural, and religious, groups. This recent increase in anti-immigration, exclusionary brand of nationalism could become dangerous to groups considered to be outside the politically favored group, especially if taken to extremes, as it was in Nazi Germany. As a result, it is important to examine the potential negative aspects of nationalism. A Chinese teenager waves a national flag during a festival to mark Chinese National Day in Beijing, China. Guang Niu/Getty Images First of all, nationalism’s sense of superiority differentiates it from patriotism. While patriotism is characterized by pride in one’s country and a willingness to defend it, nationalism extends pride to arrogance and potential military aggression. Extreme nationalists believe that their country’s superiority gives them the right to dominate other nations. They justify this by the belief that they are “liberating” the people of the conquered nation. As it did in Europe during the 19th and early 20th centuries, nationalism was used to justify imperialism and colonization. Under the shield of nationalism, western nations overtook and controlled countries in Africa and Asia, the crippling economic and social consequences of which linger today. During World War II, Adolf Hitler mastered nationalistic propaganda to rally the German people to rationalize his tactics of ethnic Aryan supremacy as being in the best interest of Germany. When used in this manner to establish one group to be the only rightful citizens of a country, nationalism can be extremely dangerous in an increasingly globalized world. Partition of China at the time of the Boxer Rebellion, 1900. Heritage Images/Getty Images At several times throughout history, nationalistic fervor has led nations into prolonged periods of isolationism—the stifling and potentially dangerous doctrine of playing no role in the affairs of other nations. For example, widely supported isolationism during the late 1930s played a significant role in preventing the United States from becoming involved in World War II until the Japanese attack on Pearl Harbor on December 7, 1941. Nationalism inevitably creates a competitive “us” vs. “them” or “love it or leave it” attitude among the people. As George Orwell put it in his 1945 essay Notes on Nationalism, “A nationalist is one who thinks solely, or mainly, in terms of competitive prestige… his thoughts always turn on victories, defeats, triumphs and humiliations.” Nationalism can also contribute to domestic division and unrest. By demanding that the people decide who is and isn’t truly part of the nation, it encourages discrimination against anyone within the nation’s borders who is identified as part of “them” instead of “us.” Sources “Nationalism.” Stanford Encyclopedia of Philosophy, September 2, 2020, Anne. “What is Nationalism? Its History And What It Means in 2018. The Street, 2018, William A. “Twelve Theses on Nationalism.” Brookings, August 12, 2019, Sam. “Economic Nationalism Theory, History and Prospects.” Global Policy, September 6, 2012, ttps// Stephen M. “The most powerful force in the world.” Forbes, July 15, 2011, Kim R. “The Problem of Nationalism.” Heritage Foundation, December 13, 2019, George. 1945. “Notes on Nationalism.” Penguin UK, ISBN-10‎ Jonas. “Isolationism in America 1933-1941.” Cornell University Press, 1966, ISBN-10 187917601
Related PapersABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah yang tercermin akibat pudarnya rasa nasionalisme dan patriotism generasi muda ; mengetahui sejauh mana pentingnya Pancasila dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism generasi muda di era global; memberikan gambaran kepada generasi muda akan pentingnya rasa nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan cara menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generasi milenial Indonesia. Semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan generasi muda mulai menurun. Semangat nasionalisme generasi penerus bangsa semakin menurun, hal ini bisa dilihat dari banyaknya generasi muda yang menganggap bahwa budaya barat lebih modern dibanding dengan budaya sendiri. Padahal salah satu ciri suatu bangsa mencintai bangsanya sendiri adalah dengan mencintai dan melestarikan budaya sendiri agar terus dapat dimiliki oleh bangsanya. Dengan memiliki rasa cinta akan tanah air maka akan membangkitkan rasa nasionalisme tiap bangsa Indonesia. Generasi muda terutama di kalangan mahasiswa pelajar, banyak mengekor budaya barat dari pada budaya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari cara bersikap, berpakaian, berbicara sampai pola hidup yang cenderung meniru budaya asing dari pada budayanya sendiri. Untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generasi muda atau generasi milenial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Metode yang digunakan bisa berupa hal yang menarik minat generasi milenial untuk melakukannya sehingga tidak muncul perasaan yang mudah bosan dan menjenuhkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme yaitu 1 refleksi sejarah, 2 melalui upacara bendera, 3 memperkenalkan berbagai keragaman budaya bangsa, 4 melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, 5 melalui pengenalan tokoh sejarah, 6 memakai dan mencintai produk hasil produksi dalam negeri, 7 film dan Indonesia sebagai negara berbangsa yang satu tidak dapat menghindari tantangan globalisasi, tetapi dengan berpegang pada Pancasila sebagai prinsip panduannya, Indonesia dapat mempertahankan keberadaan dan identitasnya. Artikel ini berpendapat bahwa memelihara semangat nasionalisme dalam benak generasi muda sejak masa kanak-kanak akan membuat mereka lebih tahan terhadap pengaruh negatif dan kemerosotan moral yang merajalela di era globalisasi. Dengan demikian, dapat memperkuat moralitas dan etika melalui pendidikan Pancasila, generasi muda Indonesia akan lebih siap menghadapi globalisasi dan mempertahankan identitas Indonesia pada saat yang bersamaan. Kata Kunci Pancasila, Globalisasi, Generasi Muda, Nasionalisme PENDAHULUAN Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini adalah memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda. Hal ini disebabkan banyaknya pengaruh budaya asing yang banyak masuk di negara kita, akibatnya banyak generasi muda yang melupakan budaya sendiri karena menganggap bahwa budaya asing merupakan budaya yang lebih modern dibanding budaya bangsa sendiri. Hal ini berakibat nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan hampir terjadi disebagian besar generasi muda. Sejak dahulu dan sekarang ini serta masa yang akan datang peranan pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya pembangunan nasional sangat diharapkan. Melalui organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalann pembangunan nasional. BerbagaiIndonesia sebagai negara bangsa tidak dapat menghindari tantangan globalisasi, tetapi dengan menganut Pancasila sebagai prinsip yang membimbing, Indonesia akan mampu mempertahankan eksistensi dan identitasnya. Makalah ini berpendapat bahwa memupuk semangat nasionalistik dalam benak generasi muda sejak masa kanak-kanaknya akan membuat mereka lebih tahan terhadap pengaruh negatif dan dekadensi moral yang maraknya dalam globalisasi era. Dengan demikian, dengan memperkuat moralitas dan etika melalui Pendidikan Pancasila, generasi muda Indonesia akan lebih siap menghadapi globalisasi dan menjaga jati diri Indonesia pada saat yang sama. A. PENDAHULUAN dahulu dan sekarang ini serta masa yang Salah satu permasalahan yang akan datang peranan pemuda atau generasi dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini muda sebagai pilar, penggerak dan adalah memudarnya semangat pengawal jalannya pembangunan nasional nasionalisme dan patriotisme di kalangan sangat diharapkan. Melalui organisasi dan generasi muda. Hal ini disebabkan jaringannya yang luas, pemuda dan banyaknya pengaruh budaya asing yang generasi muda dapat memainkan peran banyak masuk di negara kita, akibatnya yang lebih besar untuk mengawal jalann banyak generasi muda yang melupakan pembangunan nasional. Berbagai budaya sendiri karena menganggap bahwa permasalahan yang timbul akibat rasa budaya asing merupakan budaya yang nasionalisme dan kebangsaan yang lebih modern dibanding budaya bangsa memudar banyak terjadi belakangan ini, sendiri. Hal ini berakibat nilai-nilai luhur banyak generasi muda atau pemuda yang bangsa banyak diabaikan hampir terjadi mengalami disorientasi, dislokasi dan disebagian besar generasi muda. Sejak terlibat pada suatu kepentingan yang hanya 1Indonesia sebagai negara bangsa tidak dapat menghindari tantangan globalisasi, tetapi dengan berpegang pada Pancasila sebagai prinsip panduannya, Indonesia akan dapat mempertahankan keberadaan dan identitasnya. Makalah ini berpendapat bahwa memelihara semangat nasionalistik dalam benak generasi muda sejak masa kanak-kanak akan membuat mereka lebih tahan terhadap pengaruh negatif dan kemerosotan moral yang merajalela di era globalisasi. Dengan demikian, dengan memperkuat moralitas dan etika melalui pendidikan Pancasila, generasi muda Indonesia akan lebih siap menghadapi globalisasi dan mempertahankan identitas Indonesia pada saat yang sebagai negara bangsa tidak dapat menghindari tantangan globalisasi, tetapi dengan berpegang pada Pancasila sebagai prinsip panduannya, Indonesia akan dapat mempertahankan keberadaan dan identitasnya. Artikel ini berpendapat bahwa memelihara semangat nasionalistis dalam benak generasi muda sejak masa kanak-kanak akan membuat mereka lebih tahan terhadap pengaruh negatif dan kemerosotan moral yang merajalela di era globalisasi. Dengan demikian, dengan memperkuat moralitas dan etika melalui pendidikan Pancasila, generasi muda Indonesia akan lebih siap menghadapi globalisasi dan mempertahankan identitas Indonesia pada saat yang as a nation state cannot avoid the challenges of globalization, but by adhering to the Pancasila as its guiding principles, Indonesia will be able to maintain its existence and identity. This paper argues that nurturing nationalistic spirit within the mind of young generation since times of childhood will make them more resilient to the negative influence and moral decadence rampant in the era globalization. Thus, by strengthening the morality and ethics through Pancasila education, the young generation of Indonesia will be more equipped to face globalization and maintaining Indonesian identity at the same time. PENDAHULUAN Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini adalah memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda. Hal ini disebabkan banyaknya pengaruh budaya asing yang banyak masuk di negara kita, akibatnya banyak generasi muda yang melupakan budaya sendiri karena menganggap bahwa budaya asing merupakan budaya yang lebih modern dibanding budaya bangsa sendiri. Hal ini berakibat nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan hampir terjadi disebagian besar generasi muda. Sejak dahulu dan sekarang ini serta masa yang akan datang peranan pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya pembangunan nasional sangat diharapkan. Melalui organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalann pembangunan nasional. Berbagai permasalahan yang timbul akibat rasa nasionalisme dan kebangsaan yang memudar banyak terjadi belakangan ini, banyak generasi muda atau
sikap nasionalisme warga negara terhadap negara dapat dilihat dalam